kata pemerintah, bangunan itu akan diisi hotel (tentu yang mewah, masa hotel kelas melati), perkantoran, pusat belanja, dan pusat telekomunikasi serta penyiaran. Menara itu juga akan jadi ikon nasional kebanggaan Indonesia. Ah, rasanya ingn sekali membusungkan dada ini karena bangga.
Tapi, bagaimanapun juga Menara Jakarta tidak dirancang oleh orang Indonesia. Dia dirancang oleh lembaga East China Architecture Design & Research Institute, yang juga ikut mendesain Shanghai Oriental Pearl Tower (bertinggi 468 meter) di Cina, meskipun direktur proyeknya, Roesdiman Soegiarso, orang Indonesia. Lain halnya dengan Monas yang dibangun sebagai tugu perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dirancang oleh orang Indonesia.
Apa gunanya Indonesia punya gedung tertinggi di dunia kalau rakyatnya busung lapar dan kurang gizi serta tidak mampu bayar sekolah? Untuk menyerap tenaga kerja? Penyerapan tenaga kerja seperti itu hanya untuk jangka pendek. Sebab yang nantinya akan menguasai gedung itu juga orang asing, perusahaan asing, hotel asing, mal yang isinya barang asing, dan lainnya. Jadi tetap saja kita jadi tamu di rumah sendiri.
Apalagi sampai detik ini Indonesia belum bebas dari kemiskinan. Rakyatnya selain miskin juga masih bodoh sisi intelektualitas dan iman. Apakah yang macam itu tidak perlu diprioritaskan daripada menara tertinggi di dunia?
Kalau rakyatnya sudah pintar dan cerdas serta tidak kelaparan, tentu membangun menara setinggi 1000 meter pun tidak masalah.
Lagipula, meskipun kita tidak membangun gedung tinggi, toh bisa dimaklumi. Sebab selama ini negara yang membangun gedung-gedung tinggi di dunia adalah negara ekonomi makmur. Tengoklah Kanada, Amerika Serikat, Rusia, bahkan Malaysia. Belum pernah kita tahu Somalia atau Vietnam membangun gedung pelebur langit yang tingginya ratusan meter.
Jadi,
Hebat! Negara yang penduduknya miskin bisa membangun menara tertinggi di dunia. Siapa tak bangga, hayoo!
Dicomot dari: http://rayakawula.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas komentar anda...